Text
Asuhan lkebidanan pada bayi ny. S dengan hiperbilirubinamia di ruang perinatologi RSU tangerang ka. tangerang
Angka kejadian hiperbilirubinemia pada bayi baru lahir berkisar antara 50% pada bayi cukup bulan dan 75% pada bayi kurang bulan (Prawirohardjo, 2006: 752). Angka kejadian hiperbilirubinemia di Rumah Sakit Umum Tangerang yaitu pada periode Januari-Desember 2011 terdapat neonatus sakit sebanyak 152 neonatus. Dari 152 neonatus yang mengalami sakit, terdapat 42 (27, 6%) neonatus yang didiagnosa mengalami hiperbilirubinemia. Sedangkan sisanya yaitu neonatus yang mengalami demam sebanyak 80 (52, 6%) neonatus, muntah sebanyak 22 (14,5%) neonatus dan diare sebanyak 8 (5,3%) neonatus. Rumusan masalah yang dibahas adalah bagaimana memberikan asuhan kebidanan pada neonatus dengan hiperbilirubinemia. Tujuan dari karya tulis ilmiah ini adalah untuk mampu memahami, melaksanakan dan memberikan asuhan kebidanan bayi baru lahir dengan hiperbilirubinemia. Metode dalam menyusun karya tulis ilmiah ini adalah studi kasus dengan teknik pengumpulan data melalui wawancara, pemeriksaan fisik dan laboratorium, observasi, studi dokumentasi dan studi literatur.rnDari data subjektif yang diperoleh, usia kehamilan ibu saat persalinan adalah 37 minggu, ibu mempunyai riwayat penyakit darah tinggi dan ketuban pecah sebelum waktunya. Ibu bersalin secara operasi sesar atas indikasi partus lama dan bayi letak lintang. Pada hari pertama dan kedua, bayi mendapat asupan nutrisi PASI. BAK dan BAB lancar. Pada usia 2 hari bayi tampak kuning pada bagian kepala hingga telapak tangan dan kaki, data objektif yaitu reflek hisap lemah, kadar bilirubin total 20,77 mg/dl. Diagnosa yang ditegakkan adalah By. Ny. S, usia 2 hari neonatus cukup bulan sesuai masa kehamilan dengan hiperbilirubinemia. Tindakan yang dilakukan adalah kolaborasi dengan dr. Sp.A melakukan foto terapi, memberikan asupan nutrisi 8 x 30 - 40 cc PASI, mengobservasi tanda-tanda vital. Evaluasi pemeriksaan kadar bilirubin serum setiap 3 hari sekali. Kesimpulan dalam kasus ini adalah ketika bayi difototerapi dan dilakukan perawatan selama 5 hari, bayi Ny. S usia 7 hari sudah dinyatakan sehat secara klinis meskipun bilirubin totalnya masih tinggi yaitu 16, 24 mg/dl. rnFaktor penghambat selama memberikan asuhan adalah tidak dilakukannya pemeriksaan evaluasi kadar bilirubin serum setiap hari, tidak dilakukannya pemantauan intake dan output pada bayi yang dilakukan fototerapi, dan penulis tidak bisa mengikuti perkembangan bayi Ny. S secara optimal dikarenakan bayi Ny. S yang masih didiagnosa hiperbilirubinemia dengan bilirubin total 16, 24 mg/dl sudah dinyatakan sehat dan diperbolehkan untuk pulang. Saran pada pelayanan kesehatan agar dapat memberikan pelayanan kesehatan secara optimal pada setiap klien, diharapkan dapat dilakukannya pemeriksaan laboratorium untuk evaluasi kadar bilirubin setiap hari dan dapat dilakukan pemantauan intake dan output pada bayi yang dilakukan fototerpi. Saran untuk ibu dan keluarga dapat melakukan perawatan pada bayi setelah pulang dari rumah sakit dengan memberikan konseling perawatan bayi kuning dirumah yaitu memberitahu pada ibu untuk menjemur bayinya setiap hari di matahari pagi sekitar 15 menit, menyusui bayinya sedini dan sesering mungkin dan segera membawa ke tenaga kesehatan terdekat apabila terjadi tanda bahaya pada bayinya.rn
No copy data
No other version available