Text
Asuhan kebidanan pada Ny. S dengan perdarahan postpartum primer karena sisa plasenta disertai anemia berat di BRSD cibinong
Angka kematian ibu di Indonesia adalah 228 per 100 ribu kelahiran hidup. (SDKI, 2007) Sementara itu, menurut data yang diperoleh di BRSD Cibinong jumlah kematian maternal di tahun 2011 adalah 12 orang, dengan rincian penyebab yaitu: perdarahan 3 orang, sepsis post partum 6 orang, dan lain-lain 3 orang. Sedangkan jumlah kejadian perdarahan postpartum pada tahun 2011 adalah 29 kasus dan 20 kasus disebabkan oleh sisa plasenta.rnPerdarahan postpartum adalah kehilangan darah melebihi 500 ml yang terjadi setelah bayi dan plasenta lahir pervaginam. Atonia uteri, retensio plasenta, inversio uteri, ruptur uteri, sisa plasenta dan gangguan sistem pembekuan darah merupakan penyebab perdarahan postpartum. (Mansjoer dkk, 2005: 313) rnTujuan penulisan karya tulis ini adalah agar penulis mampu menerapkan asuhan kebidanan pada ibu nifas dengan perdarahan karena sisa plasenta disertai anemia berat di BRSD Cibinong. Metode yang digunakan dalam penulisan Karya Tulis Ilmiah ini adalah metode studi kasus dan pendokumentasian menggunakan teknik SOAP. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah teknik wawancara, pemeriksaan fisik, obstetrik dan laboratorium, observasi, studi dokumentasi dan studi kepustakaan.rnDari data subjektif yang diperoleh pada kasus Ny. S yaitu tanggal 24 April 2011 pukul 05.30 WIB ibu melahirkan sendiri di rumah. Setelah 2 jam bayi lahir, plasenta tidak lahir. Bidan puskesmas melakukan manual plasenta dan pukul 08.25 WIB plasenta lahir. Pukul 13.30 ibu mengeluh keluar darah terus menerus disertai pusing dan lemas di seluruh tubuh ibu. Ibu dirujuk ke BRSD Cibinong.rnPada data objektif didapatkan: tekanan darah 90/60 mmHg, nadi 90x/menit, suhu 36,9oC, konjungtiva pucat, pada mulut bibir pucat dan kering, TFU: 1 jari bawah pusat, kontraksi uterus baik, perdarahan ± 600 cc, Hb 6,0 gr %, USG: terdapat sisa jaringan plasenta. Menggambarkan ciri-ciri dari perdarahan post partum primer karena sisa plasenta dan anemia berat sesuai dengan pendapat Saifudin (2002: 175) dan Manuaba (2009: 51)rnMaka diagnosa yang ditegakkan adalah Ny. S, 32 tahun dengan Perdarahan Postpartum karena Sisa Plasenta disertai Anemia Berat. Berdasarkan diagnosa maka penanganan yang dilakukan adalah perbaikan keadaan umum, pencegahan syok, kateterisasi kandung kemih, kuretase, transfusi darah, terapi antibiotik dan pemberian Fe sesuai dengan advice dr. SpOG.rnSetelah dilakukan asuhan kebidanan pada Ny. S yang diberikan selama 4 hari di BRSD Cibinong dan 1 kali kunjungan rumah, keadaan ibu pun berangsur-angsur membaik. Penyuluhan yang disampaikan pada keluarga Ny. S adalah menganjurkan ibu untuk mengkonsumsi makanan yang banyak mengandung zat besi, tetap memberikan ASI pada bayinya, dan penggunaan alat kontrasepsi setelah 40 hari postpartum.rn
No copy data
No other version available