Text
Asuhan kebidanan pada ny. R dengan infeksi luka parineum dan anemia ringan di RS sekarwangi sukabumi
rnrnMenurut Survey Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) pada tahun 2007, AKI mencapai 228 per 100 ribu kelahiran hidup dan Angka Kematian Bayi (AKB) mencapai 26,9 persen per 1000 kelahiran hidup (Depkes, 2008). Resiko kematian maternal bisa terjadi ketika hamil, melahirkan, atau dalam 42 hari sesudah berakhirnya kehamilan (nifas) (Wiknjosastro, 2006: p.23). Penyebab kematian maternal dapat digolongkan pada faktor-faktor seperti, penyebab obstetri langsung maupun tidak langsung. Sebagai penyebab tidak langsung, anemia menyumbang 40% kematian ibu (Depkes, 2007). Di Indonesia prevalensi anemia dalam kehamilan masih tinggi yaitu sekitar 63,5 % (Saifuddin, 2001: p.281). Pengaruh anemia dalam kehamilan, di antaranya memudahkan terjadinya infeksi puerperium (Manuaba, 2010: p.240). Angka kejadian infeksi puerperium di RS Sekarwangi Sukabumi, tahun 2011, yaitu 27 kasus (1,4 %) dari 1.996 ibu masa nifas. Jika tidak diobati secara tepat dan cepat, infeksi nifas dapat menyebar dan menjadi abses pelvik, peritonitis, syok septik, thrombosis vena yang dalam, emboli pulmonal, infeksi pelvik menahun, dispareunia, penyumbatan tuba, infertilitas bahkan kematian maternal (Saifuddin, 2006).rnAdapun tujuan penulisan agar penulis dapat mengetahui, memahami dan melaksanakan asuhan kebidanan kepada ibu dengan infeksi luka perineum dan anemia ringan. Penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini menggunakan metode studi kasus dengan pendekatan manajemen kebidanan dan teknik pendokumentasian SOAP. Adapun teknik yang digunakan dalam pengumpulan data adalah wawancara, pemeriksaan fisik, observasi, studi dokumentasi, dan studi literatur. rnData subyektif yang didapat yaitu Ny. R usia 20 tahun mengeluh bengkak pada kaki kiri dan kanan, nyeri daerah kemaluan, panas dingin, nyeri ketika berkemih, keluar keputihan kental berwarna abu-abu berbau amis dari kemaluan, pusing dan lemas. Dari data obyektif diperoleh hasil yaitu, keadaan umum sedang, nadi 98x/menit, suhu 39,2 0C, konjungtiva pucat, Tinggi Fundus Uteri 4 jari di atas sympisis, tampak luka laserasi perineum tanpa hecting, basah, mengeluarkan pus berwarna abu-abu ± 3 cc dan berbau amis, edema pada ekstremitas bawah, hemoglobin 9,2 gr %, leukosit 12.200 mm3, hematokrit 30 %. Maka diagnosa yang ditegakkan dalam karya tulis ilmiah ini adalah Ny. R, usia 20 tahun, P1A0, Post Partum 10 hari dengan infeksi luka perineum dan anemia ringan. Dengan demikian, tindakan yang dilakukan pada kasus Ny. R adalah melakukan perawatan perineum, meningkatkan asupan gizi, memberi antibiotika spektrum luas, analgesik oral, roborantia dan Fe sesuai dengan advis dr. SpOG serta asuhan kunjungan hingga 40 hari postpartum dan dukungan menggunakan kontrasepsi. rnKesimpulan yang dapat diambil dari asuhan yang diberikan yaitu penanganan dalam kasus ini sesuai dengan standar, dengan hasil keadaan umum baik, TFU tidak teraba, luka perineum bersih dan kering, ekstremitas tidak edema, kadar hemoglobin menjadi 11,4 gr % dan Ny. R menggunakan KB suntik 3 bulan. Kepada Ny. R dan keluarga, penulis menyarankan agar mengkonsumsi makanan yang banyak mengandung zat besi dan tetap menjaga kebersihan diri.rn
No copy data
No other version available