Text
Asuhan kebidanan pada bayi E usia 17 hari denga ikterus neonatorum di ruang perinatologi RSUD cianjur
Menurut Survey Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) pada tahun 2007 angka kematian bayi mengalami penurunan yang signifikan, yaitu mencapai 26,9 per 1000 kelahiran hidup. Dibandingkan pada tahun 2005, angka kematian bayi 32,3 per 1000 kelahiran hidup. (Kemenkes RI, 2009). rnBerdasarkan data rekam medic RSUD Cianjur neonatus yang dirawat di ruang perinatologi dari bulan Januari sampai Desember 2011 sebanyak 5.771 bayi diantaranya 889 bayi baru lahir mengalami ikterus neonatorum (9,86%). Dan jumlah 1204 bayi baru lahir mengalami BBLR (13,20%.).rnTujuan penulisan karya tulis lmiah untuk mendapat kangambaran dan dapat menerapkan asuhan pada bayi dengan Ikterus Neonatorum. Metode yang digunakan adalah studi kasus dengan pendokumentasian SOAP.Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara, observasi, pemeriksaan fisik, pemeriksaan penunjang, studi dokumentasi sertas tudi literatur.rnDari hasil pengkajian diperoleh data subjektif ibu mengatakan bayi E tampak kuning bayi usia 17 hari, kurang aktif, menyusui sedikit, lebih sering tidur. Bayi lahir hidup spontan, tanggal 19 April 2012, jenis kelamin perempuan. Data objektif pemeriksaan fisik pada Bayi E di temukan keadaan umum tampak lemah, warna kulit kuning, sklera kuning menggambarkan cirir-ciri ikterus. Pada pemeriksaan penunjang kadar bilirubin total 15,35 mg/dl. Dari hasil pengkajian tersebut dapat ditegakan diagnosa yaitu bayi E neonatus kurang bulan kecil masa kehamilan dengan Ikterus Neonatorum. Dan tindakan yang dilakukan adalah memberitahu ibu dan keluarga bayi E dalam keadaan kurang baik, kolaborasi dengan dokter SpA, pemasangan sinar blue-light, melakukan pemeriksaan bilirubin setiap 24 jam sekali, observasi tanda-tanda vital setiap 3 jam sekali, observasi input dan output setiap 3 jam sekali. rnSetelah dirawat selama 5 hari, bayi E diperbolehkan pulang dalam kondisi baik. Kemudian dilakukan kunjungan ulang. Melakukan konseling tentang tanda-tanda bahaya pada bayi, pentingnya imunisasi. Memberi ASI minimal 3 jam sekali, menjemur bayi setiap pagi. Saran untuk klien di harapkan untuk mengenali deteksi dini tentang Ikterus Neonatorum. Bagi rumah sakit di harapkan tetap memberikan pelayanan yang dapat meningkatkan mutu kesehatan masyarakat. rn
No copy data
No other version available