Text
Asuhan kebidanan pada ny. i dengan abortus iminens di RSUD ciawi kabupaten bogor
Abortus iminens merupakan masalah penting dalam obstetrik apabila tidak ditangani dengan baik dan aman dapat mengakibatkan perdarahan, syok, infeksi dan kematian ibu dan janin. Data kejadian abortus tahun 2011 di RSUD Ciawi adalah sebesar 219 kasus, angka kejadian abortus iminens yaitu sebanyak 22 kasus (10%).rnAdapun tujuan dari karya tulis ilmiah ini agar penulis mampu memahami, melaksanakan dan memberikan asuhan kebidanan pada Ny. I usia 29 tahun dengan abortus iminens di Rumah Sakit Umum Daerah Ciawi Kabupaten Bogor. Metode yang digunakan adalah metode studi kasus dengan pendekatan manajemen kebidanan dan pendokumentasian berbentuk SOAP. Dengan teknik pengumpulan data seperti wawancara, observasi, pemeriksaan fisik, obstetrik, pemeriksaan penunjang, studi dokumentasi dan studi literatur.rnBerdasarkan dari hasil pengkajian didapatkan data subyektif Ny. I,usia 29 tahun hamil ketiga, pernah keguguran 1 kali saat hamil pertama hanya diberikan obat, HPHT 6-3-2012 (TP 13-12-12), keluhannya yaitu keluar darah berwarna coklat dari jalan lahir, sebanyak 20 cc sejak tadi pagi jam 03.00 WIB setelah berhubungan seksual dengan suami, ibu tidak merasa mules dan tidak merasa pusing. Ibu khawatir dengan kondisi bayinya. Data obyektif diperoleh keadaan umum ibu sedang, TD 100/60 mmHg, nadi 80x/menit, suhu 36,5°C, pernapasan 20x/menit, TFU belum teraba, tidak ada kontraksi, terdapat pengeluaran darah berwarna coklat sebanyak 10 cc, ostium uteri tertutup, pemeriksaan Hb yaitu 12,2 gr%, Leukosit 13300/uL dan USG yaitu terdapat kantung kehamilan, janin positif, sesuai dengan usia kehamilan, terdapat perdarahan subchorionik. Assesment yang diperoleh dari kasus ini adalah Ny I usia 29 tahun G3P1A1 gravida 8 minggu dengan abortus iminens, keadaan ibu cemas. Penanganan yang dilakukan adalah memantau jumlah perdarahan, kontraksi, nadi dan suhu, istirahat tirah baring, mengkonsumsi obat yaitu dupaston 2x1 5 mg, amoksilin 2x1 500 mg, asam tranheksamat 3x1 500 mg dan sf 2x1 60 mg, tidak melakukan hubungan seksual selama trimester I, diet tinggi protein dan karbohidrat, vulva hygiene minimal 2 kali sehari dan memberikan keyakinan bahwa kehamilan ibu bisa dipertahankan. Kesimpulan dari tindakan yang dilakukan setelah pemeriksaan dan kunjungan rumah hasilnya keadaan ibu baik, rasa cemas teratasi dan tidak terjadi perdarahan.rnSaran untuk klien, diharapkan untuk menjaga kehamilannya dengan melakukan pemeriksaan rutin kepada tenaga kesehatan dan mengetahui tanda bahaya kehamilan.rn
No copy data
No other version available