Text
Asuhan kebidanan pada ny. E 18 tahun dengan pelvic implamantor disease di RSUD Cianjur.
Pelvic Inflammatory Disease merupakan komplikasi dari beberapa infeksi menular seksual yang mengakibatkan rusaknya saluran tuba dan jaringan didekat uterus dan ovarium. Hal tersebut dapat menyebabkan kemandulan, kehamilan ektopik, pembentukan abses, dan nyeri panggul kronis yang disebabkan oleh organisme Neiserria gonorrhoeae atau Chlamidia trachomatis dan mungkin organisme vaginosis bacterial. Berdasarkan data di RSUD Cianjur angka kejadian Pelvic Inflammatory Disease tahun 2015 sebanyak 5 kasus (1,1%). Tujuan dari laporan tugas akhir ini untuk mengaplikasikan asuhan kebidanan pada kasus Pelvic Inflammatory Disease.
Metode yang digunakan dalam penyusunan tugas akhir adalah metode studi kasus melalui pendekatan manajemen kebidanan yang di aplikasikan dalam bentuk pendokumentasian SOAP. Teknik pengumpulan data dapat diperoleh melalui wawancara, pemeriksaan fisik dan laboratorium, observasi, studi dokumentasi dan studi literatur.
Dari hasil pengkajian diperoleh data subjektif ibu mengeluh nyeri tekan perut bawah, pengeluaran darah menstruasi lebih banyak, frekuensi lebih lama, nyeri saat menstruasi sejak 1 tahun yang lalu, nyeri saat melakukan hubungan seksual. Data objektif terdapat nyeri tekan perut bawah, genetalia tampak pengeluaran cairan berlebih, berwarna kekuningan, berbau tidak sedap, hasil USG tampak peradangan panggul terbatas pada tuba dan ovarium. Pemeriksaan laboratorium didapatkan peningkatan leukosit, pemeriksaan papsmear di dapatkan bakteri cocobasilum merupakan bakteri yang berasal dari vaginosis bakterial yang menjadi salah satu penyebab terjadinya Pelvic Inflamantory Disease. Ditegakkan diagnosa yaitu Ny. E 18 tahun, dengan Pelvic Inflamantory Disease derajat 1. Penatalaksanaan yang di lakukan berdasarkan analisa tersebut yaitu melakukan kolaborasi dengan dokter Sp. OG untuk pemberian terapi obat antibiotik dan analgetik.
Berdasarkan hasil pengkajian data subjektif,objektif, dan data penunjang dapat disimpulkan bahwa setelah dilakukan rawat jalan selama 2 bulan dan diberikan terapi obat antibiotik, analgetik oleh dokter Sp.OG Ny. E di nyatakan sembuh oleh dokter. Saran untuk klien yaitu untuk melakukan tindakan pencegahan penularan IMS, HIV/AIDS dengan menggunakan kondom.
Kepustakaan: 21 (2001 -2013)
No copy data
No other version available